Tekan ESC untuk menutup

Siapa yang Sebenarnya Mengontrol Platform "Desentralisasi"?

  • Feb 20, 2025
  • 4 minutes read

1. DAO “Desentralisasi” dengan Backdoor

Mitos terbesar tentang DAO adalah bahwa mereka dikelola oleh komunitas. Namun, analisis smart contract menunjukkan bahwa banyak proyek memiliki mekanisme kontrol tersembunyi yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang.

Uniswap DAO – Desentralisasi yang Terkendali

Dalam Uniswap DAO, keputusan besar tidak benar-benar dibuat oleh pengguna biasa, tetapi oleh Uniswap Foundation dan investor besar seperti a16z.
Pada 2023, Uniswap DAO memilih untuk mengintegrasikan Uniswap v3 ke dalam BNB Chain. Namun, Andreessen Horowitz (a16z) menggunakan 15 juta suara untuk menolak proposal tersebut—lebih banyak dari gabungan ribuan pemegang token lainnya. Ini membuktikan bahwa "desentralisasi" hanya sekadar ilusi.
Selain itu, developer Uniswap masih memiliki kunci admin yang memungkinkan mereka mengubah smart contract kapan saja, yang berarti komunitas tidak memiliki kendali nyata atas kode.

Arbitrum DAO: 750 Juta Token Dialokasikan Tanpa Pemungutan Suara

Pada 2023, Arbitrum Foundation secara sepihak mengalokasikan 750 juta token ARB (senilai sekitar 1 miliar dolar) dari anggaran DAO tanpa meminta persetujuan pemegang token.
Ketika komunitas menentangnya, tim Arbitrum hanya menjawab bahwa pemungutan suara itu "hanya simbolis" dan mereka tetap akan menjalankan keputusan tersebut.

The DAO Hack dan Perubahan Kode yang Tersembunyi

Salah satu peretasan terbesar dalam sejarah terjadi pada 2016 ketika seorang hacker mencuri 60 juta dolar dalam bentuk Ethereum dari The DAO.
Dalam kasus ini, "keputusan komunitas" diambil oleh developer Ethereum yang kemudian melakukan hard fork untuk membatalkan transaksi tersebut. Ini membuktikan bahwa ketika kepentingan kelompok elit terancam, aturan “kode adalah hukum” tidak berlaku.

 

2. Siapa yang Mengontrol DEX dan DeFi?

SushiSwap: Multisig Rahasia dan Perebutan Kekuasaan

Pada 2020, pendiri SushiSwap, Chef Nomi, menarik 14 juta dolar dari dana proyek, yang menyebabkan kepanikan di komunitas.
Belakangan terungkap bahwa kekuatan sebenarnya di SushiSwap berada di tangan beberapa developer, bukan komunitas. Dana hanya dikembalikan setelah mendapat tekanan besar dari pengguna.
Pada 2023, CEO SushiSwap, Jared Grey, mengusulkan model tata kelola baru—sebuah "dewan wali" yang terdiri dari beberapa orang dengan akses ke kunci darurat.

MakerDAO: 7 Miliar Dolar Dikendalikan oleh 11 Orang

MakerDAO mengelola Dai, stablecoin desentralisasi terbesar. Namun, keputusan besar tetap berada di tangan 11 developer yang bisa mengubah parameter protokol kapan saja.
Pada 2022, sekelompok investor mengusulkan untuk mengalokasikan 100 juta dolar dari dana DAO untuk membeli obligasi pemerintah AS, yang bertentangan dengan prinsip desentralisasi.

 

3. Kunci Darurat di DeFi – Siapa yang Bisa Membekukan Dana Anda?

Banyak protokol DeFi memiliki mekanisme tersembunyi yang memungkinkan developer untuk mengontrol atau menghentikan aktivitasnya.

Compound (COMP): Satu Kesalahan Bisa Menghentikan Protokol

Pada 2021, tim Compound secara tidak sengaja mengirimkan 90 juta dolar dari dana proyek ke pengguna.
Admin tidak bisa langsung memperbaiki kesalahan ini, tetapi mereka bisa menghentikan operasi sistem untuk sementara.
Ini membuktikan bahwa kendali masih berada di tangan segelintir orang.

Aave (AAVE): Siapa yang Sebenarnya Memutuskan?

Pada 2023, pemegang AAVE terbesar memblokir proposal untuk menurunkan suku bunga pinjaman karena merugikan kepentingan mereka.
Ini membuktikan bahwa keputusan dalam DeFi sebenarnya dikendalikan oleh pemain besar, bukan komunitas.

 

4. "Desentralisasi" di Bawah Kontrol Pemerintah AS

Jika proyek benar-benar terdesentralisasi, mengapa Tornado Cash bisa diblokir?
Pada 2022, Departemen Keuangan AS memasukkan Tornado Cash ke dalam daftar sanksi, menyebabkan penangkapan developer utama, Alexey Pertsev.
Microsoft (pemilik GitHub) menghapus kode sumber Tornado Cash, sementara Circle (penerbit USDC) membekukan dana yang terkait dengan proyek ini.
Jika AS bisa "mematikan" proyek desentralisasi, apakah proyek itu benar-benar desentralisasi?

 

5. Siapa yang Sebenarnya Mengontrol Blockchain?

Mitos: Penambang dan validator = desentralisasi.

Realita: Sebagian besar kekuatan hashing dan staking dikendalikan oleh entitas besar.

  • Bitcoin – lebih dari 50% daya penambangan dikendalikan oleh Antpool, Foundry USA, dan F2Pool.
  • Ethereum (PoS) – Lido, Coinbase, dan Binance memiliki lebih dari 50% semua ETH yang di-staking.

Blockchain yang dianggap "desentralisasi" sebenarnya dikelola oleh korporasi besar.

 

6. Apa yang Harus Dilakukan?

🔹 Jangan percaya begitu saja pada klaim desentralisasi. Selalu periksa siapa yang memegang token dan siapa yang benar-benar membuat keputusan.
🔹 Diversifikasi aset. Jika suatu protokol berubah karena keputusan pemegang token besar, pengguna biasa tidak bisa berbuat banyak.
🔹 Gunakan jaringan dan alat alternatif. Contoh: Monero, Zcash, Nostr, IPFS.
🔹 Pantau berita. Jika proyek dikendalikan oleh dana VC atau entitas terpusat, "desentralisasi"-nya hanyalah ilusi.

 

7. Kesimpulan: Apakah Desentralisasi Hanya Ilusi?

Faktanya, sebagian besar DeFi, DAO, dan DEX dikendalikan oleh segelintir orang:
Dana VC (a16z, Paradigm) yang membuat keputusan utama.
Pendiri proyek masih memiliki hak kontrol darurat.
Kunci admin dan multisig memungkinkan kontrak dibekukan kapan saja.

Kesimpulan: "Platform desentralisasi" hanyalah korporasi tersentralisasi dengan nama berbeda.

Sekarang Anda tahu fakta yang jarang dibicarakan orang. Pertanyaannya adalah: apa yang akan Anda lakukan dengan informasi ini? 🚨

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *